Kepala Kesbangpol Makassar: Moderasi Beragama Kunci Toleransi di Lorong Wisata

RAJAWALINEWS.CO.ID– Kepala Kesbangpol Makassar, Zainal Ibrahim mengatakan, bahwa moderasi beragama merupakan kunci untuk menciptakan toleransi di masyarakat, khususnya di lorong wisata. Hal ini disampaikannya saat jadi pembicara pada kegiatan sosialisasi program perkuatan keimanan umat bagi tokoh masyarakat lorong wisata di Kecamatan Ujung Tanah.

“Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang seimbang dan moderat, yang tidak ekstrem kanan maupun kiri,” katanya

Bacaan Lainnya

Zainal Ibrahim menjelaskan, program perkuatan keimanan umat bagi tokoh masyarakat lorong wisata merupakan program Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Makassar yang dilaksanakan berbasis lorong wisata.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tokoh masyarakat lorong wisata tentang pentingnya moderasi beragama.

“Jadi program ini bentuk dukungan FKUB Kota Makassar dalam mendorong lahirnya agen-agen perubahan dan penanaman nilai-nilai kehidupan toleransi dalam kehidupan masyarakat, khususnya antara umat beragama, dan itu dimulai dari kehidupan Masyarakat di Lorong Wisata,” kata Ibrahim.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh anggota dewan lorong wisata dari sembilan kelurahan di Kecamatan Ujung Tanah.

Ia menjelaskan tentang konsep moderasi beragama dan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat. Ia juga mengajak para tokoh masyarakat lorong wisata untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di masyarakat.

“Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan kerukunan dan toleransi di masyarakat. Oleh karena itu, saya mengajak para tokoh masyarakat lorong wisata untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di masyarakat,” katanya.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran tokoh masyarakat lorong wisata tentang pentingnya moderasi beragama. Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan kerukunan dan toleransi di masyarakat, khususnya di lorong wisata.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *