Makassar, rajawalinews.co.id —– “Pembuangan Sampah Rumah Tangga menjadi persoalan. Banyak masyarakat yang membuang sampah langsung ke sungai karena kurangnya kesadaran atau minimnya akses ke sistem pengelolaan sampah yang efektif,” kata Ferdi.
Dia menyebut ada juga limbah cairr rumah tangga.
“Air limbah dari aktivitas rumah tangga seperti mencuci dan memasak, yang mengandung deterjen dan bahan kimia lain, sering kali langsung mengalir ke sungai tanpa melalui sistem pengolahan,” sebutnya.
Kedua adalah limbah industri.
Dia menyebut ada pula zat berbahaya. Limbah industri sering kali mengandung logam berat dan bahan kimia beracun yang mencemari air sungai.
Yang ketiga disampaikan Ferdi adalah proses sedimentasi
Ini bisa dilihat dari erosi lahan. Penggundulan hutan di daerah hulu menyebabkan erosi yang membawa lumpur ke sungai, sehingga mengurangi kapasitas sungai dan meningkatkan risiko banjir.
”Kegiatan reklamasi di kawasan pesisir juga meningkatkan sedimentasi di sungai-sungai yang bermuara di Makassar,” ucapnya.
Dikatakan pula kurangnya Infrastruktur Sanitasi. Di mana banyak daerah di Makassar yang belum memiliki infrastruktur sanitasi yang memadai, sehingga limbah cair domestik langsung mengalir ke sungai.
Kelima adalah sampah plastik. ”Sungai di Makassar sering kali dipenuhi dengan sampah plastik, yang sulit terurai dan mencemari ekosistem sungai. Sampah ini biasanya berasal dari aktivitas domestik, pasar, dan kawasan permukiman,” sebutnya.
Lalu ada limbah Pasar dan Fasilitas Umum. Limbah dari pasar tradisional, seperti sisa makanan dan plastik, sering kali berakhir di sungai karena sistem pembuangan sampah yang tidak memadai di kawasan tersebut.
Kemudian aktivitas pertanian dan peternakan. Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan di daerah hulu mencemari sungai melalui aliran air permukaan.
Selain itu, limbah dari peternakan yang tidak dikelola dengan baik juga menambah beban pencemaran sungai.
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan sungai menjadi salah satu faktor yang memperburuk pencemaran.
Penurunan kualitas air sungai, membuatnya tidak layak untuk konsumsi atau aktivitas sehari-hari.
Kehilangan keanekaragaman hayati, karena banyak spesies ikan dan organisme lain yang mati akibat pencemaran. Meningkatkan risiko penyakit seperti diare, tifus, dan kolera di masyarakat sekitar sungai.
Solusi yang Dapat Dilakukan. Peningkatan Kesadaran Masyarakat melalui edukasi dan kampanye kebersihan sungai.
Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum terhadap pembuangan limbah ilegal ke sungai.
Langkah-langkah ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.