MAKASSAR, rajawalinews.co.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar mengungkapkan bahwa sebagian besar restoran di kota ini masih belum menyediakan tong sampah pilah yang memadai untuk mendukung pengelolaan sampah secara optimal.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala DLH Makassar, Ferdy Mochtar, menyebutkan bahwa jumlah restoran yang menyediakan fasilitas ini berada di bawah 60 persen, angka yang dinilai belum mencukupi untuk memenuhi standar kota ramah lingkungan.
“Sejauh ini, masih rendah pencapaiannya. Jika dilihat secara statistik, di atas 60 persen baru bisa dianggap memenuhi standar. Di Makassar ini masih di bawah itu,” ungkap Ferdy, Selasa (5/11/2024).
Ferdy menambahkan, salah satu kendala yang dihadapi DLH Makassar adalah kurangnya regulasi atau payung hukum yang secara khusus mengatur kewajiban penyediaan tong sampah pilah di tempat-tempat usaha, termasuk restoran.
Tanpa adanya peraturan yang tegas, DLH kesulitan menindak pelaku usaha yang tidak mematuhi standar pengelolaan sampah.Untuk mengatasi hal ini, DLH Makassar berinisiatif melakukan pembinaan dan pelatihan secara berkala bagi para pelaku usaha.
“Kami terus melakukan sosialisasi, pembinaan, dan training kepada pelaku usaha agar semakin sadar pentingnya memilah sampah. Hal ini kami lakukan rutin setiap tiga bulan, diiringi pemantauan agar kita dapat mengukur tingkat kepatuhan dalam penyediaan tong sampah pilah,” jelas Ferdy.
Upaya ini, lanjut Ferdy, bertujuan untuk memantau sejauh mana restoran di Kota Makassar dapat memilah sampah organik dan non-organik secara benar.
Pengelola restoran diharapkan menyediakan fasilitas tong sampah terpisah sesuai dengan standar yang ditetapkan, demi mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan di kota.
Meski begitu, Ferdy mengakui bahwa sejumlah restoran di Makassar telah memulai langkah baik dalam pengelolaan sampah.
Beberapa di antaranya sudah menerapkan teknik pemilahan sampah, seperti memanfaatkan maggot untuk mengurai sampah organik, meskipun belum semua menjalankan prosedur pengelolaan sampah dengan sempurna.
“Beberapa restoran sudah mulai mengurai sampah dengan maggot, tapi masih ada kekurangan. Kami harap standar operasional yang sudah diberikan ke pengelola restoran dapat diterapkan sepenuhnya. Tantangan DLH saat ini adalah bagaimana membuat semuanya terwujud,” pungkasnya.
DLH Makassar berharap ke depan semakin banyak restoran yang aktif mengelola sampah secara bertanggung jawab, sehingga target lingkungan bersih dan berkelanjutan di Kota Makassar bisa tercapai.