Makassar, rajawalinews.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mulai memitigasi potensi bencana di musim penghujan.
Ada empat kecamatan di Kota Makassar yang kerap langganan banjir.
Antara lain Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Panakkukang, dan Manggala.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan BMKG telah menyampaikan bahwa musim penghujan sudah dimulai sejak September lalu.
Hanya saja, intensitas hujan baru terasa pada November ini, misalnya saja dalam sepekan hujan turun bisa sampai lima kali.
“Ini salah satu tanda bahwa sudah masuk musim hujan,” ucap Hendra Hakamuddin diwawancara di Kantor Wali Kota Makassar Jl Ahmad Yani, Selasa (12/11/2024).
BPBD Makassar sudah bekerja jauh hari untuk melakukan langkah mitigasi.
Baca juga: Awal Dasarian II November Hanya Luwu Sulsel Masuk Musim Hujan, Makassar Kapan? Penjelasan BMKG
Misalnya melakukan sosialisasi di daerah rawan banjir, BPBD juga melakukan gladi ruang dan simulasi diwilayah-wilayah yang terdapat banjir.
Misalnya melakukan sosialisasi di daerah rawan banjir, BPBD juga melakukan gladi ruang dan simulasi diwilayah-wilayah yang terdapat banjir.
Upaya mitigasi tesebut dijalankan dengan melibatkan masyarakat setempat.
“Sehingga pada saat potensi banjir terjadi, tokoh-tokoh masyarakat, TNI Polri, sudah tahu apa yang dilakukan, apa langkah-langkah awal apa yang dilakukan (menghadapi banjir), sudah tahu siapa yang dihubungi jika dibutuhkan PPE (Pencarian Pertolongan dan Evakuasi),” jelas Achmad Hendra.
Selain itu, para camat juga diminta untuk menyiagakan posko pengungsian.
Biasanya, posko pengungsian menggunakan fasilitas ibadah atau tempat-tempat yang memungkinkan dijadikan shelter.
“Sebisa mungkin kita berdayakan sumber daya yang ada di pemerintah Kota Makassar, nanti kalau seandainya kita butuhkan baru kelainnya, karena dengan sumber daya yang ada dan pengalaman kita InsyaAllah kita bisa atasi,” tuturnya.
Selain itu, BPBD juga telah menyiagakan peralatan yang akan digunakan dalam proses evakuasi bencana.
Beberapa OPD terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kebakaran dan Penyelamatan juga sudah siap untuk menghadapi potensi-potensi bencana di musim hujan.
“Perahu karet BPBD sendiri itu lebih dari 10, bukan karet saja ya sesuai dengan kondisinya ada fiber, kemudian ada perahu lipat seperti itu, itu belum APD (alat pelindung diri),” paparnya.
Adapun puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari-Februari.
Untuk itu warga diimbau untuk meningkatkan kemandirian untuk mengurangi risiko bahaya.
Alqlahi jika sudah melihat tanda-tanda bencana diharapkan untuk segera mengevakuasi diri.
“Sebenarnya ada beberapa masyarakat yang punya kesadaran yang tinggi, ada juga yang dipaksa baru mau ketempat pengungsian,” ungkapnya